Laut





Aku membayangkan bagaimana jika sungai-sungai mengkhianati natur-nya untuk kembali kepada laut: kemanakah mereka akan pulang?

Aku memmbayangkan sungai-sungai yang lupa jalan pulang atau sengaja melupakaannya, membendung dirinya sendiri dengan macam-macam penyumbat: sendal jepit, pembalut, kertas, kantung plastik, botol, atau apa saja. Aku membayangkan airnya jadi kotor dan tergenang. Nyamuk - nyamuk bertelur disana, kuman-kuman berkembangbiak. Orang - orang membencinya , menjauhinya. Tapi pada akhirnya sungai yang 'amnesia' dan keras kepala ini toh akan pulang juga. Barangkali matahari akan mengungkapnya menjadi udara, kemudian gerombolan awan akan mengubahnya menjadi hujan, Bagaimanapun ia akan mengalir lagi dan demikianlah Pada akhirnya ke laut juga.

Aku membayangkan sungai - sungai yang bersih dan baik-baik. Sungai- sungai yang dengan beruntungnya mengaliri desa-desa tempat tinggal orang-orang baik, Kadang - kadang ada ibu-ibu yang mencuci di sepanjang alirannya, anak-anak yang berenang dengan riang , juga cerita-cerita menyenangkan lainnya seperti kisah-kisah cinta remaja. Betapa bahagianya mereka, Sungai-sungai ini, hidup mereka tenang--- dan pada akhirnya bisa kembali dengan tenang Ke laut


Aku membayangkan laut sebagai tempat kembali yang demikian lapang dan baik hati. Ia selalu bersedia menampung semua sungai yang datang kepadanya. Sungai yang bersih dan tidak bersih, yang baik-baik atau yang sempat tersumbat, semua diterimanya. Semua jenis air seketika menjadi suci dalam dekapannya.


Aku membayangkan seorang alim dan baik hati yang di terima dalam dekapan Tuhannya. Aku membayangkan seorang pelacur yang memberi minum seekor anjing diterima dalam dekapannya Tuhannya. Aku membayangkan pembunuh yang di ampuni dalam perjalanan taubatnya diterima dalam dekapan Tuhannya. Betapa Agung.


Aku membayangkan dan bertanya tanya, Jika Tuhan di gambarkan sedemikian bengis tak mau menerima sebagian makhluknya yang di anggap kotor dan berdosa, kemanakah sesungguhnya mereka akan kembali? Ke laut?? tentu saja tidak. Aku membayangkan Tuhan yang terlanjur di ceritakan manusia dengan cara-cara yang slah dan menakutkan!


Kini, aku sedang tak membayangkannya, aku meyakinunya dengan sungguh-sungguh, Tuhan lebih besar daripada laut, lebih luas dari semesta, lebih agung dari segalanya. Maka , tak usah ragu untuk kembali , tak usah merasabukan siapa-siapa atau merasa terlalu berdosa, teruslah mengalir, Tuhan tak akan menolakmu dan akan selalu menerimamu!


Aku membayangkan akan menuliskan kalimat ini ~~~ mengatakannya seperti teman yang duduk di sampingmu, merangkul pundakmu dan berkata: " Mengalirlah.. Sesungguhnya air bersih yang diam lebih busuk dari air kotor yang mengalir.."



0 komentar: