pasir ....

Cerita dari seorang tetangga ku yang baru aja lulus dari kuliah di perguruan tinggi. Tanpa pengalaman, berbekal ijazah dan impian yang besar, dia mulai menapakkan langkah mencari pekerjaan. Dia mengirim banyak surat lamaran kerja ke berbagai perusahaan. Sayang harapan beda dengan kenyataan. Penolakan demi penolakan justru di terimanya. Tapi, saat diterimapun, ternyata pekerjaan yang didapat tidak sesuai dengan kemampuan dan kemauannya.

Saat dia merantau ke kota satu dan kemudian ke kota lain, keadaan tidak jauh beda. Kekecewaannya berulang lagi. Ia merasa kecewa pada pekerjaan, kecewa pada dirinya sendiri dan kecewa pada penerimaan oranglain terhadap dirinya yang tidak sesuai dengan harapan dan impiannya. Semua itu menyebabkan dia semakin hari merasa semakin stres, dan akhirnya berniat untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

untuk mewujudkan niatnya, ia memilih ke laut untuk tempat ia bunuh diri. Setibanya di tepi laut yang berombak besar, segera niatnya dilaksanakan. Diapun mengejar ombak dan melemparkan dirinya ke dalam ombak. Tetapi usahanya gagal, dia terbawa ke tepi pantai lagi. beberapa kali di ulangi tetap saja ia gagal.

Ia merenung dengan basah kuyup di tepi pantai tersebut. Datanglah nelayan setengah baya yang kebetulan melihat ulah tingkah dia. 
"Hei anak muda, kenapa engaku mau mengakhiri hidupmu dengan jalan pintas seperti itu?" tanya nelayan
"hidupku sungguh tak berarti, aku gagal!, aku kecewa pada semua, pekerjaan, diri sendiri dan masyarakat yang memandang remeh dan rendah diriku. Untuk apalagi aku hidup." jawab dia
"Anak muda cara berfikirmu itu salah! Pantas kamu mengambil jalan pintas. Lihatlah ini," nelayan itu berkata sambil segenggam pasir dan kemudian melemparkan ke depan. Pasir itupun berserakan bersama yang lain. Setelah itu dia berkata, "Pungutlah pasir yang Aku lempar tadi."
"Ah mana mungkin pasir tadi aku pungut lagi" jawab dia keheranan, tak tahu apa maksud nelayan tadi menyuruhn ya seperti itu
Melihat Dia masih bingung, Nelayan tadi mengambil benda dari kantongnya dan berkata, " pungutlah mutiara itu." Nelayan tadi lantas melemparkannya mutiara dari kantongya sama seperti melem[arkan pasir tadi. Dengan segera Dia memungut mutiara tersebut.






"Nah anak muda, dirmu saat ini, sama seperti butir pasir di pantai, tidak berbeda dengan pasir-pasir yang lainnya. Kalau kamu ingin diakui keberadaanmu dan memperoleh penghargaan dari oranglain, maka jadilah mutiara. Tetapi untuk bisa menjadi mutiara, perlu waktu dan perjuangan yang lama dan tidak ringan. Maka berhentilah mengeluh dan menyalahkan orang lain. Belajar dan poleslah diri dengan sungguh-sunguh dan jadilah mutiara tersebut di kemudian hari.
"terimakasih Pak, Saya sadar dan mengerti. Saya akan berubah dab nenoles diri dengan keras agar jadi mutiara sejati." 


Saat kita sadar dan mengerti bahwa meraih kesuksesan itu butuh yang namanya proses dan perjuangan, maka mentalitas kita akan semakin kuat. Dengan keberanian ketekunan dan keuletan, kita siap menghadapi setiap rintangan yang muncul, untuk meraih kesuksesan dan kehidupan yang jauh lebih bernilai. Mutiara yang indah lahir dari proses alam yang lama. Demikian juga diri kita untuk menjadi orang di hargai, disegani dan dihormati juga perlu pengorbana dan proses yang berliku dan memakan waktu lam. Tapi dengan satu tujuan pasti , kerja keras tekad baja , kita akan benar-benar menjadi mutiara yang berharga bagi diri sendiri dan orang lain.


Tidak ada yang sukses tanpa perjuangan. Tidak ada keberhasilan tanda di iringi peluh keringat dan kerja keras. Maju terus dan poles diri dengan semangat pantang menyerah! Raihlah kesuksesan dengan langkah pasti.

0 komentar: