Tampilkan postingan dengan label bahagia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bahagia. Tampilkan semua postingan

Kompor Batik Pertama ber SNI melindungi

Batik merupakan warisan budaya nasional yang sudah diakui oleh dunia. Mencintai batik berarti menyenangi kebudayaan lokal sendiri. Pembatik hari ini belum diakui sebagai profesi yang mulia, padahal dengan tangan mereka inilah pengupaya Batik Tulis masih bisa kita nikmati. Mereka inilah Pahlawan Batik sebenarnya karena dari tahun ketahun tersingkir oleh teknologi printing.

Penghambat yang terjadi dilapangan adalah kurangnya bahan minyak tanah untuk menyalakan kompor para pembatik. Jika adapun harganya begitu mahal. Inilah asal mula dari kompor batik listrik muncul. Kompor dari bahan bakar listrik. Berbagai merek dan bahan yang digunakan sudah ada dipasaran. Dari kayu, alumunium dan besipun ada. Tapi apakah mereka sudah berSNI?.

Kebanyakan pembatik pemakai kompor batik listrik mengeluhkan kesetrum, watt besar dan harganya mahal. Ini yang membuat listrik boros dan harus menambah modal. Astoetik sebagai salah satu produsen kompor batik listrik membuat inovasi kompor hemat energi dan ramah pembatik.


Kompor batik listrik pertama yang akan berSNI, tinggal menunggu surat keluar dari BP4T sebagai badan yang ditunjuk Badan Standarisasi Nasional. Belum keluar SNI tetapi sudah lolos ISO dan menerapkan SNI dikompornya. Inilah tujuan agar konsumen terlindungi, tidak ada kejadian kesetrum, kena panas pada body kompor dan lain- lain.


Sudah banyak yang menggunakan kompor batik listrik Astoetik di Indonesia dan diluar negeri. Kebanyakan yang menggunakan adalah sekolah , para pendidik dan pembatik.Sudah banyak prosk kompor diluaran sana tapi belim berSNI. Jadi perlunya SNI ini sebagai bukti kepastian adanya standar di Indonesia untuk melindungi warganya dan SNI meningkatkan daya saing. Semoga tidak ada yang memalsukan SNI.





Sekolahku Luar Biasa

SUKSES kata yang banyak arti di tiap masing masing individu orang di dunia. Tetapi tidak lepas dari 4 TA yaitu Harta , Tahta, Kata dan Cinta (Jamil Azzaini) tanpa itu semua kurang berarti hidup ini. Pertama yang mesti Anda ketahui adalah Anda adalah Pemenang bukan pecundang. Pilihan untuk keberlangsungan hidup dan menjalani denga yang terbaik itulah Pemenang.

Ngomong - ngomong Pemenang , ini tulisan untuk teman - teman Pelajar se dunia. Kalian adalah Pemenang di sekolah kalian masing- masing karena kalian sudah tersaring dari teman - teman kalian yang belum tentu bisa masuk sekolah tersebut. Banyak yang berharap masuk di sekolah kalian. Banyak juga malah yang tidak seberuntung kalian yaitu tidak sekolah. Itulah bukti kalian adalah Pemenang.

Semua yang baca tulisan ini berkeinginan untuk sukses. Yakin atau yakin?. Mau sukses? jadilah pemenang dulu tapi STOP!!!  pada kenyataannya banyak Pemenang tidak punya mindset Pemenang, Mindset itu pola pikir, atau dalam pengertian "cara berfikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang yang akhirnya menentukan level atau tingkat keberhasilan hidupnya"

Ciri mindset pemenang yang banyak di tuliskan di buku-buku adalah Sukses itu adalah keharusan dan yang bertanggung jawab pada dirinya sendiri, sebaliknya dengan mindset pecundang yaitu Sukses adalah harapan dan menyalahkan semua yang ada di sekitar tentang keadaan , situasi, kondisi, salah jurusan , orangtua.

Gimana teman-teman mau berubah sekarang atau menunggu sampai karatan?? hehehe..  Seorang pemenang mempunyai 1 jalan keluar dan seorang pecundang mempunyai 1000 alasan untuk menghindar. Maka jadilah pemenang maka Sukses akan ada di tangan Anda.

Salam Bahagia

ingin ngobrol dengan saya ? follow saya ditwitter : @dr_want



bahagia dengan ekorku


Pada malam hari seekor kucing tua sedang berjalan di pinggir jalan mencari makan. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seekor kucing muda yang berbulu indah. dilihatnya kucing itu sibuk berputar - putar , seakan berusaha menangkap ekornya sendiri.

Si kucing tua itu berhenti dan bertanya padanya," Kau sedang apa, sih?"

Kucing muda itu memelankan gerak putarannya dan menjawab bahwa dia di beri tahu kesenangan dan kebahagiaan, kesuksesan dan keberuntungan itu semua terletaj di ujung ekornya. "Yang perlu aku lakukan hanyalah menangkap ujung ekorku ini dan hidupku akan bahagia" katanya.

Kucing tua itu berkata, "Aku sudah hidup sekian lama dan aku juga tahu kalau kesenangan, kebagiaan, kesuksesan dan keberuntungan ada di ujung ekorku, tapi kamu tahu kalau aku tidak mengejarnya, tapi bekerja sekeras mungkin dan tak pernah merasa khawatir, hidup yang bahagia akan datang dengan sendirinya. Ekorku selalu mengikutiku kemana pun aku pergi, jadi tak perlu mengejarnya."

Kebahagiaan itu memang bukanlah karena tempat, waktu atau kepemilikan. Kita sendirilah yang harus mewujudkan perasaan bahagia itu. Cara mewujudkan kebahagiaan itu adalah dengan berhenti mengkhawatirkan segala hal dan jalankan saja tugas dan pekerjaan kita dengan sebaik mungkin.

Jika kita sudah mengerjakannya dengan sebaik mungkin, cepat atau lambat rasa bahagia itu akan datang kepada kita. 

Berteriak



Cerita tentang penduduk di Solomon, Pasifik Selatan yang mempunyai kebiasaan unik. Yaitu meneriaki pohon. Mereka melakukannya bila menjumpai sebuah pohon yang berakar sangat kuat sehingga sulit di tebang . Maka mereka meneriakinya supaya pohon itu mati.

Setiap hari selama berjam-jam penduduk meneriaki keras-keras. Hal ini berlangsung kira-kira selama 40 hari lamanya.

Apa yang terjadi setelah masa itu, sungguh menakjubkan. Perlahan- lahan dedaunan pohon itu muali mengering. Kemudian, dahan-dahannya mulai rontok. Lama-lama pohon itu mati dan kini mudah ditebang.

Penduduk di kepulauan Solomon telah membuktikan bahwa teriakan terus menerus pada makhluk hidup tertentu, seperti mohon bisa membautnya mati karena 'rohnya' sudah meninggalkannya. Ternyata sebuah teriakan punya kekuatan. Dan teriakan negatif tentu memuat dorongan negatif pula. Dampak yang paling membahayakan yaitu mematikan.

Pernakah Anda berteriak kepada orang tua Anda, teman Anda, Adik Anda , calon pasangan hidup Anda, atau orang orang terkasih Anda lainnya?

Kepada adik-adik Anda, mungkin Anda pernah meneriakkan kata-kata ini,"Ayo cepat! Dasar lambat! Bodoh banget sich! Begitu aja nggak bisa dikerjakan?! Berisik!"

Atau mungkin Anda pun pernah berteriak balik kepada calon pasangan hidup Anda karena Anda merasa sakit hati,"Ah kamu nggak tau diri! Nggak bisa apa-apa! Aduuuuuh, kok kampungan banger sich??"

Atau teriakan guru pada anak didiknya, atasan pada bawahannya, pemimpin pada timnya," Goblook, persoalan mudah gini saja, nggak bisa! kapan kamu jadi pintar?!"

Ingatlah setiap kali Anda berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka, ingatlah apa yang ditunjukan oleh penduduk kepaulauan Solomon tadi. Mereka membuktikan kepada kita bahwa setiap kita mulai berteriak . kita muali "mematikan roh" pada makhluk hidup atau orang yang kita cintai.

maka, coba untuk berhenti berteriak dan berkata kasar kepada oarang-orang di sekitar kita.


Bahagiamu Bahagiaku

Dimanakah kita bisa mendapatkan kebahagiaan? Jawabannya adalah dimana saja. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan kebahagiaan. Salah satunya adalah dengan cara membahagiakan orang lain. Ketika rasa bahagia yang berasal dari diri kita itu bernilai seratus, maka rasa bahagia yang berasal dari orang lain itu bernilai dua ratus atau dua kali lipatnya.

Siapa yang tidak senang ketika melihat orang lain merasa bahagia? Setiap manusia memiliki keterikatan, meskipun mereka tidak saling kenal. Bayangkan saja seolah-olah ada kabel tidak terlihat yang terhubung antara orang yang satu dengan yang lain. Ketika melihat seseorang terkena musibah, orang-orang yang mengetahui hal tersebut akan ikut merasakan kesedihannya. Hanya orang sirik yang bahagia ketika orang lain merasa sengsara. Banyak contoh d kehidupan lingkungan kita saat ini.

Sebagai manusia , kita tentu ingin tinggal di dalam lingkungan yang penuh dengan kegembiraan, canda, tawa, dan senyuman. Dengan berada di dalam lingkungan yang bahagia, maka kita pun akan ikut merasakan bahagia. Rasa bahagia ini memiliki dampak sistemik, dimana kelak kita juga bisa membuat orang lain bahagia dengan menjadi bahagia.
Kebahagiaan pada orang lain, tidak selalu muncul begitu saja. Kita bisa saja membuat kebahagiaan itu sendiri, yaitu dengan cara membantu orang di sekitar kita, menyapa, mengajak bicara, bercanda, membuat kejutan yang menyenangkan, dan lain sebagainya. Bentuk perhatian tulus dan wajar yang kita berikan selalu dapat membahagiakan orang lain. Meskipun tak berbalas, rasa bahagia itu akan tetap bernilai besar. Tentu saja akan lebih lagi ketika orang lain melakukan hal yang sama kepada kita.

Mengisi kehidupan dengan hal-hal yang membahagiakan akan membuat hidup kita lebih berarti. Karena sesungguhnya itulah makna kehidupan, yaitu menciptakan kebahagiaan-kebahagiaan kecil untuk suatu kebahagiaan besar. Kita tidak akan pernah mengetahui seberapa besar kebahagiaan itu nantinya. Namun, percayalah bahwa rasa bahagia yang paling besar adalah berasal dari ketulusan dalam membahagiakan orang lain.
Sudahkah Anda membahagiakan orang di sekitar Anda?