PLUS MINUS

Kembali ke masa anak-anak itu menyenangkan. Banyak pelajaran hidup sekarang yang termaknai setelah sudah dilalui. Seperti pelajaran Matematika ini. Pernahkah kita berfikir tentang : 
1. Mengapa PLUS di kali PLUS hasilnya PLUS??
2. Mengapa MINUS dikali PLUS atau sebaliknya PLUS di kali MINUS hasilnya MINUS?
3. Mengapa MINUS dikali MINUS hasilnya PLUS??

Hikmahnya begini :
(+) = BENAR
( - ) = SALAH

1. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu yang BENAR adalah suatu tindakan yang BENAR.
Rumus matematikanya : + X + = +
2. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu yang SALAH atau sebaliknya mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang BENAR adalah suatu tindakan yang SALAH 
Rumus matematikanya : + X - = - atau - X + = -
3. Mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang SALAH adalah suatu tindakan yang BENAR
Rumus matematikanya : - X - = +


Alasan yang kuat

Pasar malam dia adakan di sebuah kota. Di setiap malam ramai orang berdatangan. Ada berbagai macam permainan, stan makanan dan sirkus. Di dalam pertunjukan sirkus , ada manusia kuat yang bisa melengkungan baja hanya dengan tangan telanjang dan bisa menghancurkan batu bata tebal dengan tinjungan. Tetapi ketika menutup pertunjukan ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras terus hingga tetes terakhir.

Ia menantang penonton semua," Barangsiapa bisa memeras jeruk hingga keluar satu tetes saja akan kuberikan uang saju juta!" kemudian naiklah seorang laki-laki bertubuh kekar ke atas panggung. Ia pun memeras dan memeras.. dan memeras,, tapi tak setetespun keluar air jeruknya. Ia gagal. Beberapa pria kuat dari penjuru kota pun ikut mencoba, tapi tak ada yang berhasil.

Manusia kuat itu tersenyum-senyum,  Kemudian ia berkata, "Kesempatan terakhir. Siapa yang mau mencoba..?"

Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba.

"Tentu saja boleh, Nyonya. mari naik ke panggung!"

Beberapa orang tertawa terbahak-bahak bahkan mengolok-ngolok wanita itu. Wanita itu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya.

Wanita itu mencoba memeras dengan penuh kosentrasi. Ia memeras.. memeras... dan ... setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh membasahi lantai panggung. Para penonton diam terperangah. Cemoohan mereka segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.

Manusia kuat memeluk dan menyalami wanita kurus itu, sambil berkata, "Nyonya, aku sudah emlakukan pertunjukan semacam ini ratusan kali, Dan ribuan orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang saya tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya Anda satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu. Boleh tahu , bagaimana Anda bisa melakukan hall itu?"

"Begini" jawb wanita itu. "Jika suamimu sedang sakit keras dan tak bisa bekerja mencari nafkah, sedangkan kau memiliki delapan anak yang harus kau beri makan setiap harinya, lali kau harus kuat mencari uang mesti hanya seratus-dua ratus ribu. Maka hanya memeras jeruk untuk mendapatkan satu juta bukanlah hal yang teramat berat. Bila Anda memiliki ALASAN cukup kuat, maka Anda akan menemukan jalannya," demikian kata wanita tersebut dengan mantap.

Seringkali kita tidak mampu melakukan sesuatu bukan karena kita tidak kuat, tetapi karena kita tidak memiliki alasan yang cukup kuat. Orang yang berhasil adalah orang penuh dengan motivasi, impian, dan semangat yang tinggi.

Ide-ide besar

Sabtu pagi kebiasaan yang saya lakukan adalah mengunjungi sekolah - sekolah Muhammadiyah di Bambanglipuro. Di suatu kelas guru sedang menerangkan dengan membawa mangkok. Saya bertanya-tanya , "ngapain guru pakek mangkok besar gitu??". Saya mendekati kelas tersebut. Di depan kelas guru tadi mengisi batu besar ke dalam mangkok sambil bertanya, "Apakah mangkuk ini sudah penuh?" "Sudah" jawab muridnya. Kemudian sang guru mengisi mangkuk itu dengan pasir, hingga besar tersebut. Sang guru kembali bertanya, "Sudah penuhkah mangkuk ini"

Kali ini muridnya terbelah ke dalam dua kelompok jawaban, ada yang menjawab sudah penuh dan ada yang mengatakan belum penuh, meski mereka sendiri kurang jelas. kemudian sang guru menyirami air ke dalam mangkuk tadi dan air itu pun membasahi pasir dan memenuhi mangkuk itu. Tak lama kemudian guru itu mengambil mangkuk baru yang masih kosong, lalu diisinya dengan pasir. Sejenak kemudian ia berkata,"Apakah mangkuk ini masih muat untuk batu-batu besar ini?" Spontan para murid mengatakan,"Tidak"

Maka seperti itulah kepala kita, ungkap sang guru memulai nasihatnya, jika di isi dengan hal-hal kecil, maka ia tidak akan pernah sanggup di isi oleh ide-ide besar. Pikirkanlah ide-ide besar maka hal yang kecil akan termuat dengan sendirinya. Jadi mengapa hari ini kita masih seperti ini-ini saja? Tidak pernah berubah? Masih tetap miskin? Masih terus mengeluh, sambil terus mengkhawatirkan masa depan yang suram? Masih menjadi pengangguran? Atau masih berharap datangnya keajaiban dalam hidup kita? Kapan kita menjadi produsen dan tidak terus-terusan menjadi konsumen? Kapan kita berhenti dari korupsi? Kapan kita mulai berdisiplin, tertib , gemar belajar dan giat berlatih serta beramal? Kapan kita mulai berubah ke arah yang lebih baik?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu harus segera kita jawab, jawaban yang tidak perlu dengan kata-kata, jawaban - jawaban yang tidak membutuhkan teori-teori, tapi harus dijawab dengan perbuatan dan kerja keras, jawaban yang berupa tindakan nyata, pembuktian dan tentu yang harus dimulai dari ide-ide besar dan impian yang besar.